KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-NYA
penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas Mata Kuliah Rangkaian Digital.
Materi – materi ini penulis dapatkan dari beberapa sumber sehingga
menyatu menjadi sebuah Makalah.
Penulis
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Sistem Bilangan. Penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR …………………………………………………………………..
|
i
|
DAFTAR
ISI …….....…………………………………………………………………….
|
ii
|
BAB
1. PENDAHULUAN
|
|
1.1 LATAR BELAKANg……………………………………………………………
|
1
|
BAB
2. PEMBAHASAN
|
|
2.1 PENGERTIAN
SISTEM BILANGAN…………………………………………..
|
2
|
2.2 MACAM-MACAM SISTEM BILANGAN……………………………………..
|
2
|
2.3 PENGERTIAN KONVERSI BILANGAN……………………………………...
|
3
|
2.4CONTOH
CONTOH KONVERSI BILANGAN………………………………..
|
4
|
2.5 ARITMATIKA
BINER ………………………………………………………….
|
11
|
BAB 3.
PENUTUP
|
|
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………….
|
15
|
3.2 SARAN………………………………………………………………………….
|
15
|
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………………………………………...
|
16
|
|
|
|
|
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Perkembangan teknologi
informasi yang begitu pesat sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek
kehidupan. Teknologi informasi khususnya komputer merupakan suatu sistem
yang terdiri atas perangakat Software dan Hardware mengalami pertumbuhan yang
pesat, bahkan komputer disebut-sebut sebagai tonggak awal revolusi tekhnologi
digital. Komputer merupakan alat modern yang tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan sehari-hari. Mulai dari mengerjakan pekerjaan kantor, multimedia,
bahkan hiburan. Dewasa ini perkembangan komputer semakin berkembang dan masih
akan terus berkembang tanpa batas. Kita sebagai manusia mau tidak mau harus
mengikuti perkembangan kemajuan teknologi khususnya bidang komputerisasi agar
kita tidak termakan oleh alat yang kita buat sendiri.
Salah satunya
perkembangan ilmu komputer yang sedang berkembang pesat dalam era informasi
sekarang ini adalah berkaitan dengan jaringan komputer, komputer grafis,
aplikasi dari berbagai software yang diambil dari penerapan konsep dan
pemikiran para ahli yang telah dirangkum dalam ilmu matematika. Adapaun Teori
grup, struktur aljabar, statistika dan peluang, kalkulus semua itu sangat
aplikatif dalam dunia science dan teknologi. Dalam perkembangan teknologi
informatika, matematika memberikan pengaruh tersendiri. Berbagai aplikasi dan
program di komputer tidak lepas dari penerapan aplikasi matematika, diantaranya
adalah operasi Aljabar Boolean, teori graf, matematika diskrit, logika
simbolik, peluang dan statistika, serta Konsep dasar sistem komputer, yaitu
dengan adanya sistem bilangan yang digunakan pada komputer.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SISTEM
BILANGAN
Sistem bilangan
(number sistem) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik.
Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah sistem bilangan
desimal, yaitu sistem bilangan yang menggunakan 10 macam simbol untuk mewakili
suatu besaran. Sistem ini banyak digunakan karena manusia mempunyai sepuluh
jari untuk dapat membantu perhitungan. Lain halnya dengan komputer, logika di
komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu off (tidak ada arus) dan
on (ada arus). Konsep inilah yang dipakai dalam sistem bilangan biner yang mempunyai
dua macam nilai untuk mewakili suatu besaran nilai. Selain sistem bilangan
biner, komputer juga menggunakan sistem bilangan octal dan hexadesimal.
2.2 MACAM-MACAM SISTEM BILANGAN
Sistem Bilangan basis terbagi
menjadi 4 teori, yaitu :
1. Sistem Bilangan Desimal
Sistem Bilangan
Desimal adalah system bilangan yang memiliki 10 simbol, yaitu: 0,1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9. System bilangan berbasis 10 karena memiliki 10 digit. Setiap
digitnya memiliki
nilai yang berbeda. Bentuk nilainya dapat berupa integer, decimal, ataupun
pecahan.
Contoh :
Misalnya:
2745,21410 = (2 x 103) + (7 x 102)
+ (4 x 101) + (5 x 100) + (2 x 10-1) + (1 x 10-2)+
(4 x 10-3)
2. Sistem Bilangan Biner
Sistem
bilangan biner memiliki 2 simbol yaitu 0 dan 1. Sistem biner juga sering disebut
sistem bilangan berbasis 2 karena memiliki dua bit. Setiap bit memiliki
nilai tempat yang berbeda.
Jadi : 1011,1012 = (1x23) +
(0x22) + (1x21) + (1x20) + (1x2-1)
+ (0x2-2) + (1x2-3) = 8 + 0 + 2 + 1 + 0,5 + 0 + 0,125 =
11,62510
3. Sistem Bilangan Oktal
Sistem
bilangan oktal adalah sistem bilangan berbasis 8, oleh karena itu ia
memiliki delapan digit, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Nilai tempat bilangan
oktal sbb.:
Misal :
235,18 = (2 x 82)
+ (3 x 81) + (5 x 80) + (1 x 8-1)
= 157,12510
4. Sistem Bilangan Heksadesimal
Sistem bilangan
hexadesimal adalah sistem bilangan berbasis 16, oleh karena itu ia memiliki 16
digit, yaitu: 0,1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F. Huruf-huruf A, B,
C, D, E dan F secara berturut-turut
bernilai 10, 11, 12, 13, 14, 15. Misalnya 456716 dan 24CE16 adalah contoh
bilangan hexadesimal.
Sebagai contoh:
(3C5,A)16 = 3 x 162 +
12 x 161 + 5 x 160 + 10 x 16-1
= (965,0625)10
2.3 PENGERTIAN KONVERSI BILANGAN
Konversi bilangan adalah proses dimana
suatu sistem bilangan tertentu akan dirubah ke bentuk sistem bilangan yg lain.
Sudah dikenal, dalam bahasa komputer terdapat empat basis bilangan. Keempat
bilangan itu adalah Biner, Oktal, Desimal dan Hexadesimal. Keempat bilangan itu
saling berkaitan satu sama lain. Rumus atau cara mencarinya cukup mudah untuk
dipelajari. Konversi dari desimal ke non-desimal, hanya mencari sisa
pembagiannya saja. Dan konversi dari non-desimal ke desimal adalah:
1. Mengalikan bilangan dengan angka basis
bilangannya.
2. Setiap angka yang bernilai satuan, dihitung
dengan pangkat NOL (0). Digit puluhan,dengan pangkat SATU (1), begitu pula
dengan digit ratusan, ribuan, dan seterusnya. Nilai pangkat selalu bertambah
satu point.
2.4
CONTOH CONTOH KONVERSI BILANGAN
1. Konversi Bilangan Biner ke/dari Desimal
a.
Konversi
bilangan biner ke decimal
Seperti yang dikatakan pada artikel sebelumnya,
bahwa sistem bilangan biner
merupakan bilangan yang berbasiskan 2 (X2), sehingga digunakan 2X untuk
mengkonversikannya kedalam bentuk bilangan desimal.
Contoh:
① 11102 = ……….. 10
① 11102 = ……….. 10
11102
|
= (1 x 23) + (1 x 22) + (1 x 21)
+ (0 x 20)
|
= 8 + 4 + 2 + 0
= 1410 |
② 1001,01012 = ……….. 10
➥
|
Bagian bilangan bulat = 10012
|
Nilai desimalnya = (1 x 23) + (0 x 22)
+ (0 x 21) + (1 x 20) = 8 + 0 + 0 + 1 = 910
|
|
➥
|
Bagian bilangan pecahan = 0,01012
|
Nilai desimalnya = (1 x 2-1) + (0 x 2-2)
+ (0 x 2-3) + (1 x 2-4) = 0,312510
|
∴ 1001,01012 = 910 + 0,312510
= 9,312510
b. Konversi
bilangan desimal ke biner
Sedangkan
untuk mengkonversi bilangan bulat desimal ke dalam bentuk bilangan biner,
dilakukan dengan cara membagi secara berulang-ulang bilangan desimal tersebut
dengan angka 2 sampai bilangan desimal tersebut tidak dapat dibagi lagi. Sisa
dari setiap pembagiannya merupakan hasil bit yang didapat. Untuk mengkonversi
bagian bilangan pecahannya, dilakukan dengan cara mengalikan bilangan pecahan
tersebut secara berulang-ulang dengan angka 2 sampai hasil kalinya sama dengan
0 atau hasilnya berulang. Bilangan didepan koma (carry) dari hasil perkalian
adalah hasil bit yang didapat.
Contoh:
① 62510 = ……….. 2
625 / 2
|
= 312
|
Sisa
|
1 (LSB)
|
312 / 2
|
= 156
|
0
|
|
156 / 2
|
= 78
|
0
|
|
78 / 2
|
= 39
|
0
|
|
39 / 2
|
= 19
|
1
|
|
19 / 2
|
= 9
|
1
|
|
9 / 2
|
= 4
|
1
|
|
4 / 2
|
= 2
|
0
|
|
2 / 2
|
= 1
|
0
|
|
1 / 2
|
= 0
|
1 (MSB)
|
∴ 62510 = 10011100012
② 13,37510 = ……….. 2
➥
|
Bagian bilangan bulat = 1310
|
13 / 2 = 1 (LSB)
6 / 2 = 0 3 / 2 = 1 1 / 2 = 1 (MSB) |
|
Jadi, nilai biner dari 1310 = 11012
|
|
➥
|
Bagian bilangan pecahan = 0,37510
|
0,375 x 2 = 0,75 dengan carry 0 (LSB)
0,74 x 2 = 0,5 dengan carry 1 0,5 x 2 = 0 dengan carry 1 (MSB) |
|
Jadi, nilai biner dari 0,37510 = 0,0112
|
∴ 13,37510 = 11012
+ 0,0112 = 1101,0112
2.
Konversi Bilangan Oktal ke/dari Desimal atau Biner
a. Konversi bilangan
oktal ke decimal
bahwa sistem bilangan oktal
merupakan bilangan yang berbasiskan 8 (X8), sehingga digunakan 8X
untuk mengkonversikannya kedalam bentuk bilangan decimal.
Contoh:
① 11618 = ……….. 10
Contoh:
① 11618 = ……….. 10
11618
|
= (1 x 83) + (1 x 82)
+ (6 x 81) + (1 x 80)
|
= 512 + 64 + 48 + 1
= 62510 |
② 137,218 = ……….. 10
➥
|
Bagian bilangan bulat = 1378
|
Nilai desimalnya = (1 x 82)
+ (3 x 81) + (7 x 80) = 64 + 24 + 7 = 9510
|
|
➥
|
Bagian bilangan pecahan = 0,218
|
Nilai desimalnya = (2 x 8-1)
+ (1 x 8-2) = 0,25 + 0,015625 ≈ 0,26510
|
∴ 137,218 = 9510
+ 0,26510 = 95,26510
b. Konversi
bilangan desimal ke octal
Sedangkan untuk mengkonversi
bilangan bulat desimal ke dalam bentuk bilangan oktal, cara yang digunakan sama
seperti pada konversi bilangan desimal ke biner, bilangan pembagi pada bilangan
oktal adalah angka 8, karena sistem bilangan oktal adalah bilangan dengan basis
delapan. Untuk mengkonversi bagian bilangan pecahannya, dilakukan dengan cara
mengalikan bilangan pecahan tersebut secara berulang-ulang dengan angka 8
sampai hasil kalinya sama dengan 0 atau hasilnya. Bilangan didepan koma (carry)
dari hasil perkalian adalah hasil bit yang didapat.
Contoh:
① 62510 = ……….. 8
① 62510 = ……….. 8
625 / 8
|
= 78
|
Sisa
|
1 (LSD)
|
312 / 8
|
= 9
|
6
|
|
156 / 8
|
= 1
|
1
|
|
78 / 8
|
= 0
|
1 (MSD)
|
∴ 62510 = 11618
② 73,7510 = ……….. 8
② 73,7510 = ……….. 8
➥
|
Bagian bilangan bulat = 7310
|
73 / 8 = 1 (LSD)
9 / 8 = 1 1 / 8 = 1 (MSD) |
|
Jadi, nilai biner dari 7310
= 1118
|
|
➥
|
Bagian bilangan pecahan = 0,7510
|
0,75 x 8 = 0 dengan carry
6
|
|
Jadi, nilai biner dari 0,7510
= 0,68
|
∴ 73,7510 = 1118
+ 0,68 = 111,68
c. Konversi
bilangan oktal ke biner
Mengkonversi
bilangan oktal ke bilangan biner caranya lebih mudah dibandingkan dengan
mengkonversi bilangan oktal ke bilangan desimal, yaitu dengan cara mengkonversi
setiap satudigit bilangan oktal kedalam bentuk 3-bit binernya.
Contoh:
① 11618 = ……….. 2
1
|
1
|
6
|
1
|
001
|
001
|
110
|
001
|
∴ 11618 = 10011100012
② 374,268 = ……….. 2
3
|
7
|
4
|
,
|
2
|
6
|
011
|
111
|
100
|
,
|
010
|
110
|
∴ 374,268 = 11111100,010112
d. Konversi
bilangan biner ke octal
Untuk mengkonversi bilangan biner ke
bilangan oktal, caranya adalah dengan mengelompokan bilangan biner yang
bersangkutan menjadi 3-bit mulai dari LSB (bagian paling kanan untuk bilangan
bulat dan bagian paling kiri untuk bilangan pecahan) lalu mengkonversi setiap
3-bit bilangan biner tersebut kedalam bentuk bilangan oktalnya.
Contoh:
① 10011100012 = ……….. 8
① 10011100012 = ……….. 8
001
|
001
|
110
|
001
|
1
|
1
|
6
|
1
|
∴ 10011100012 = 11618
② 1110100,01001112 = ……….. 8
② 1110100,01001112 = ……….. 8
001
|
110
|
100
|
,
|
010
|
011
|
100
|
1
|
6
|
4
|
,
|
2
|
3
|
4
|
∴
1110100,01001112 = 164,2348
3. Konversi Bilangan Heksadesimal ke/dari
Desimal atau Biner
a. Konversi bilangan heksadesimal ke
decimal
Seperti yang dikatakan pada artikel
sebelumnya, bahwa sistem bilangan oktal merupakan bilangan yang berbasiskan 16
(X16), sehingga digunakan 16X untuk mengkonversikannya
kedalam bentuk bilangan desimal.
Contoh:
① 27116 = ……….. 10
① 27116 = ……….. 10
27116
|
= (2 x 162) + (7 x 161) + (1 x 160)
|
= 512 + 112 + 1
= 62510 |
② 1E0,2A16 = ……….. 10
➥
|
Bagian bilangan bulat = 1E08
|
Nilai desimalnya = (1 x 162) + (14 x 161)
+ (0 x 160) = 256 + 224 + 0 = 48010
|
|
➥
|
Bagian bilangan pecahan = 0,2A8
|
Nilai desimalnya = (2 x 16-1) + (10 x 16-2)
= 0,125 + 0,0390625 ≈ 0,16410
|
∴ 1E0,2A16 = 48010
+ 0,16410 = 480,16410
b.
Konversi bilangan desimal ke heksadesimal
Untuk mengkonversi bilangan bulat desimal ke dalam bentuk
bilangan heksadesimal, cara yang digunakan sama seperti pada konversi bilangan
desimal ke biner atau oktal, namun bilangan pembagi pada bilangan heksadesimal
adalah angka 16, karena sistem bilangan heksadesimal adalah bilangan dengan
basis enam-belas. Untuk mengkonversi bagian bilangan pecahannya, dilakukan
dengan cara mengalikan bilangan pecahan tersebut secara berulang-ulang dengan
angka 16 sampai hasil kalinya sama dengan 0 atau hasilnya berulang. Bilangan
didepan koma (carry) dari hasil perkalian adalah hasil bit yang didapat.
Contoh:
① 62510 = ……….. 16
① 62510 = ……….. 16
625 / 16
|
= 39
|
Sisa
|
1 (LSD)
|
312 / 16
|
= 2
|
7
|
|
156 / 16
|
= 0
|
2 (MSD)
|
∴ 62510 = 27116
② 82,2510 = ……….. 16
➥
|
Bagian bilangan bulat = 8210
|
82 / 16 = 2 (LSD)
5 / 16 = 5 (MSD)
Jadi, nilai biner dari 8210
= 5216
|
|
➥
|
Bagian bilangan pecahan = 0,2510
|
0,25 x 16 = 0 dengan carry
4
|
|
Jadi, nilai biner dari 0,2510
= 0,416
|
∴ 82,2510 = 5216 + 0,416 = 52,416
c. Konversi
bilangan heksadesimal ke biner
Mengkonversi bilangan heksadesimal ke bilangan biner caranya
mirip seperti cara mengkonversi bilangan oktal ke bilangan biner, namun pada
bilangan heksadesimal ada sedikit perbedaan, yaitu mengkonversi setiap satu
digit bilangan heksadesimal ke dalam bentuk 4-bit binernya.
Contoh:
① 27116 = ……….. 2
Contoh:
① 27116 = ……….. 2
2
|
7
|
1
|
0010
|
0111
|
0001
|
∴ 27116 = 10011100012
② 17E,F616 = ……….. 2
1
|
7
|
E
|
,
|
F
|
6
|
0001
|
0111
|
1110
|
,
|
1111
|
0110
|
∴ 17E,F616 =
101111110,11110112
d. Konversi bilangan biner ke heksadesimal
Untuk mengkonversi bilangan biner ke bilangan heksadesimal,
caranya adalah dengan mengelompokan bilangan biner yang bersangkutan menjadi
4-bit mulai dari LSB (bagian paling kanan untuk bilangan bulat dan bagian
paling kiri untuk bilangan pecahan) lalu mengkonversi setiap 4-bit bilangan
biner tersebut kedalam bentuk bilangan heksadesimalnya.
Contoh:
① 1011010110110010112 = ……….. 16
① 1011010110110010112 = ……….. 16
0010
|
1101
|
0110
|
1100
|
1011
|
2
|
D
|
6
|
C
|
B
|
∴ 1011010110110010112 =
2D6CB16
② 1011001110,0110111012 =
……….. 16
0010
|
1100
|
1110
|
,
|
0110
|
1110
|
1000
|
2
|
C
|
E
|
,
|
6
|
E
|
8
|
∴ 1011001110,0110111012 =
2CE,6E816
2.5
ARITMATIKA
BINER
Seperti
pada bilangan desimal, dalam bilangan biner dapat dilakukan operasi aritmatika
seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
a.
Penjumlahan Biner
Penjumlahan
bilangan biner serupa dengan penjumlahan pada bilangan desimal. Dua bilangan
yang akan dijumlahkan disusun secara vertikal dan digit-digit yang mempunyai
signifikansi sama di tempatkan pada kolom yang sama. Digit-digit ini kemudian
dijumlahkan dan jika jumlahnya lebih besar dari 1, maka ada bilangan yang
disimpan, selanjutnya bilangan yang disimpan tersebut dijumlahkan dengan
bilangan di sebelah kirinya.
Aturan dasar untuk penjumlahan pada bilangan biner adalah
seperti berikut:
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 0, simpan 1
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1
1 + 0 = 1
1 + 1 = 0, simpan 1
Sebagai contoh akan dijumlah dua bilangan biner 01012 + 00112 hasilnya 10002

Terkadang hasil penjumlahan bilangan lebih besar dari 2 jika
hal tersebut terjadi, maka bilangan dapat disimpan lebih dari satu tempat,
misalnya 1 + 1 + 1 +1 = 0 yang disimpan 10. Contoh soal 00012 + 00112 + 01012 + 01112 hasilnya 100002

Pada kolom ke 3, bilangan yang disimpan ada dua bilangan
yang berasal dari hasil penjumlahan pada kolom ke 5 yang nilai penjumlahannya
adalah (100) dan kolom ke 4 yang nilai penjumlahannya adalah (10). Sedangkan
bilangan yang disimpan pada kolom 1 dan 2 merupakan bilangan hasil dari
penjumlahan pada kolom 3 yang nilai penjumlahannya adalah (100).
b.
Pengurangan Biner
Metode
yang digunakan dalam pengurangan bilangan biner juga sama dengan metode yang
digunakan untuk pengurangan pada bilangan desimal. Dalam metode ini, jika
diperlukan sebuah angka diperbolehkan meminjam 1 dari kolom yang mempunyai
derajat lebih tinggi atau yang biasanya berada di sebelah kiri.
Aturan dasar untuk pengurangan bilangan biner adalah sebagai
berikut:
0 – 0 = 0
1 – 0 = 1
1 – 1 = 0
0 – 1 = 1, pinjam 1
0 – 0 = 0
1 – 0 = 1
1 – 1 = 0
0 – 1 = 1, pinjam 1
Sebagai contoh terdapat dua bilangan biner x dan y bilangan
x = 01012 , bilangan y = 00112. Jika dilakukan operasi
pengurangan maka 01012 – 00112 hasilnya 00102, berikut penjelasannya:
– Pengurangan pada digit ke 4 dari x – y adalah 1 – 1 hasilnya 0.
– Pengurangan pada digit ke 3 dari x – y adalah 0 – 1 hasilnya 1, setelah angka 0 dari bilangan x meminjam angka 1 dari digit ke 2 dari bilangan x, sehingga digit ke 2 bilangan x berubah menjadi 0.
– Pengurangan pada digit ke 2 dari x – y adalah 0 – 0 hasilnya 0
– Pengurangan pada digit ke 1 dari x – y adalah 0 – 0 hasilnya 0
– Pengurangan pada digit ke 4 dari x – y adalah 1 – 1 hasilnya 0.
– Pengurangan pada digit ke 3 dari x – y adalah 0 – 1 hasilnya 1, setelah angka 0 dari bilangan x meminjam angka 1 dari digit ke 2 dari bilangan x, sehingga digit ke 2 bilangan x berubah menjadi 0.
– Pengurangan pada digit ke 2 dari x – y adalah 0 – 0 hasilnya 0
– Pengurangan pada digit ke 1 dari x – y adalah 0 – 0 hasilnya 0
c.
Perkalian Biner
Metode
yang digunakan dalam perkalian biner juga pada dasarnya sama dengan perkalian
desimal, akan terjadi pergeseran ke kanan setiap dikalikan 1 bit pengali.
Setelah proses perkalian masing-masing bit pengali selesai, dilakukan
penjumlahan masing-masing kolom bit hasil.
Contoh :
Contoh :

d.
Pembagian Biner
Serupa
dengan perkalian, pembagian pada bilangan biner juga menggunakan metode yang
sama dengan pembagian desimal. Bit-bit yang dibagi diambil bit per bit dari
sebelah kiri. Apabila nilainya lebih dari bit pembagi, maka bagilah bit-bit
tersebut, tetapi jika setelah bergeser 1 bit nilainya masih dibawah nilai pembagi
maka hasilnya adalah 0.
Contoh :

BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari makalah yang dapat disimpulkan
bahwa dalam sistem penulisan bilangan komputer terdapat beberapa sistem
penulisan, yaitu: sistem bilangan biner, sistem bilang desimal dan sistem
bilangan hexadesimal.Beberapa sistem ini sangat diperlukan dalam penulisan
bilangan komputer, terutama sistem bilangan biner, kerena sistem bilangan ini
merupakan dasar dari penulisan system bilangan lain.
3.2 SARAN
Sebagai siswa yang mendalami bidang
komputer hendaknya kita memahami penulisan sistem bilangan karena sistem
bilangan merupakan hal yang penting dalm duniakomputer.
DAFTAR
PUSTAKA
sharing ilmu guys
BalasHapussangat bermanfaat,thanks
BalasHapussangat bermanfaat,terima kasih
BalasHapusMy blog
ka, itu gambar nya ga muncul ya?
BalasHapusSangabt bermanafaat
BalasHapus